8.11.10

New School, New Love

Hello Hello :)
Baca yang satu ini ya^^


Author : Modifa Syaharani
Cast : 
Taemin as himself
Onew as himself
Sully and Suzy as herself
Tha as you




“Pa, ma, aku berangkat sekolah dulu ya? Samlekum!” Ujarku terburu-buru.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah baru. Udah sewajarnya aku gak telat lagi seperti di sekolah yang lama, tapi entah kenapa, kebiasaanku yang satu ini tidak pernah bisa dia rubah. Mungkin karena faktor bawaan dari lahir.

“STOP pak!” teriakku pada satpam sekolahnya yang tengah menutup pintu gerbang.
“Maaf. Ini sudah jam 7 lewat 15 menit 21 detik. Itu artinya kamu terlambat 21 detik. Tidak ada seorang siswapun yang diizinkan masuk setelah lewat dari jam tersebut.” Ujar satpam sekolah formal sekali.
Napasku masih terengah-engah. “Tapi pak. Kan Cuma 21 detik doang. Masa gak bisa di tolerir sih? Lagian Aku kan masih anak baru, jadi gak tau ada peraturan kaya gitu.”
“Pantas. Selama 5 tahun saya menjadi satpam di sekolah ini, gak ada seorang siswapun yang terlambat. Baru kamu saja.” Ujar satpam sekolah.
“Ya udah dong pak. Ga usah curcol gitu. Mending sekarang bukain nih gerbang. Memangnya bapak gak tau aku siapa?.” Kataku sedikit mengancam.
“Anak baru aja belagu. Udah! Mending sekarang kamu pulang. Besok jangan telat lagi.” kata pak satpam lalu pergi meninggalkanku di depan gerbang sendirian.
“Huh. Emangnya dia gak tau aku siapa? Dia kira bisa segampang itu ngusir aku dari sekolah ini. Heh! Liat aja nanti.” Ujarku pelan.
Aku kemudian memutar sekolah. Mencari tempat yang strategis untuk menjalankan misiku. Brukkk! Aku melempar tas sekolahku. Aku pun segera memanjat pagar yang lumayan tinggi itu. Tapi tiba-tiba ....
“Siapa itu!” teriak seseorang.
Aku kaget setengah mati. Tampak seorang pria berdiri tepat di bawahnya sedang memegang kepala dan berusaha memungut benda yang baru saja menabrak kepalanya itu. Orang itu mencari-cari orang yang baru saja melemparkan tas padanya.
“KAMU!” bentak orang itu begitu melihatku terduduk di atas pagar.
“Aduh pak. Sorry. Gak sengaja.” Kataku sangat tegang.
“Sorry Sorry. Udah kaya lagu super junior aja. Gak ada sorry sorry di sini! Turun cepat!” bentak orang itu lagi,
“Ih, bapak tau juga super junior ya?”Balasku terkesan. Seumur-umur, baru kali ini aku dengar orang tua yang nyebut-nyebut nama super junior.
“Tau dong. Bapak kan ELF.” Kata guru itu bangga.
“Ih, bapak ELF juga. Kalo gitu sama dong. Bapak suka siapa di Super Junior?” tanyaku penasaran.
“Kalo bapak sih, sukanya sama Siwon. Badannya keren abis. Ade rai lewat deh. Kalo kamu suka siapa?” ujar guru itu balik.
“Aduh pak. Aku bingung deh kalo disuruh milih siapa. Abis semuanya pada keren-keren. Tapi yang paling aku suka tuh Kyuhyun. Suaranya itu loh, beh! Michael Jackson lewat.” Balasku
“Ah! Kok jadi gossip gini sih! Kamu! Ngapain kamu di sini? Bapak belum pernah lihat kamu sebelumnya.” Ujar guru itu sadar.
“Aduh maaf pak. Aku Tha. Aku anak baru. Tadi sebenarnya aku mau lewat pintu depan, tapi pak satpamnya gak izinin aku masuk. Katanya aku telat 21 detik. Makanya aku terpaksa masuk lewat pagar deh.” Jelas tha.
“Oh, jadi kamu ini anak pindahan itu. Ya udah, karena ini hari pertama kamu sekolah dan karena kita sama-sama ELF, bapak maafin kamu. Sekarang masuk ke kelas gih. Bapak mau keliling lagi.” ujar bapak itu kemudian berlalu meninggalkanku sendirian.
“Dasar guru aneh.” Ujarku pelan.
“Kamu bilang apa?” guru itu berbalik tiba-tiba mendengar perkataanku.
“Ah bukan apa-apa kok pak. Aku cuma mau nanya, kelas 11 IPA 2 di mana ya?” Ujarku mengalihkan pembicaraan. Bisa mati aku kalo dia tahu yang barusan aku katakan.
“Dari sini kamu lurus aja. Kalo udah mentok, belok kiri. Dekat situ ada tangga, kamu naikin deh tu tangga. Kalo sudah nyampe atas, belok kiri lagi. kelas paling ujung itu kelas 11 IPA 2.” Jelas guru itu.
“Oh iya, makasih deh pak.”
Perlahan aku mulai menyusuri kakiku di sekolah barukuini. Aku benar-benar terkagum dengan kebersihan sekolahnya. Baru kali ini aku masuk ke sekolah yang bersih bin konclong seperti ini. Emang sekolah lamaku kenapa? Sumpah! Kambing sama Sapi pasti gemuk kalo disekolahin di sekolah lamaku.
Setelah keliling-keliling kurang lebih 5 menit, akhirnya aku menemukan kelas itu. Kelas XI IPA 2. Senang banget rasanya.
Tok Tok Tok..
“Siapa kamu?” ujar seorang guru dalam kelas.
“Permisi bu. Aku anak baru.” Balasku agak ragu.
“Kenapa baru datang jam segini? Terus siapa yang ngasih izin kamu ke kelas?” tanya guru itu lagi dengan mata melotot.
“Tadi kata pak... kata pak...” Aku terdiam. Aku lupa bertanya nama guru itu siapa. Ah, bodohnya aku.
“Kata pak siapa?” tanya guru itu masih melotot.
“Aduh bu. Aku lupa nanya siapa nama guru itu.” Jawabku merinding melihat mata guru itu yang seolah hendak menerkam.
“Bu Jessica, mungkin tadi yang izinin dia masuk itu pak Alexander. Kan hari ini jadwalnya pak Alex yang piket.” Kata seorang anak dari dalam kelas.
“Mungkin. Ya udah sekarang kamu masuk.” Kata guru itu dan kemudian kembali menulis di papan tulis.
“Ya Allah, mo duduk di mana ni? Ini guru JESI banget deh. Persis seperti namanya. Jessica, Jelek Sifat Secali.” Aku kemudian tertawa kecil.
“Ngapain tertawa-tawa di situ. Duduk sana di sebelah Taemin.” Ujar guru itu.
Aku segera melihat papan nama para siswa yang tertempel di bajunya masing-masing. Key, Jonghyun, Minho, Tae... Nah itu Taemin. Cowok imut dengan rambut jamurnya itu tengah duduk manis memperhatikan pelajaran. Di sampingnya ada bangku kosong. Tanpa aba-aba, aku segera bergegas menuju tempat itu.
“Hai.” Sapaku pada cowok imut itu.
Dia hanya membalasnya dengan senyuman yang membuatku rasanya ingin melayang. Senyuman itu manis sekali. Persis seperti senyuman seseorang yang selama ini sangat ia idolakan. Namanya pun persis, sama-sama Taemin.
Tepat pukul 10.30, bel istirahat berbunyi. Semua siswa dikelas segera berhamburan keluar. Kecuali Taemin, dia terlihat sangat asyik dengan bukunya. Aku yang masih baru di sekolah itu, keheranan melihatnya. Baru kali ini aku melihat seseorang dengan semangat belajar yang tinggi.
“Kamu kok rajin banget sih? Ini kan istirahat.” Tanyaku SKSD [sok kenal sok dekat], bukan SNSD loh.
“Biasa aja kok. Ini juga cuma bacaan ringan. Eh iya, kita belum kenalan tadi. Aku Taemin.” Katanya sambil mengulurkan tangan.
Tanpa ragu, aku langsung menjabat tangan itu. Sumpah, ini tangan terhalus yang pernah kupegang. Aku aja yang cewek, tangannya gak akan sehalus dan semulus itu. “Aku Anditha Faradisa. Tapi panggil aja Tha.” Balas Tha.
“Oh, jadi kamu Tha. Anak baru yang penuh kontroversi itu.” Kata Taemin.
“Hah? Maksudnya? Kontroversi apaan sih? Udah kaya Dewi persik sama Ahmad Dani aja deh.” Balasku heran.
“Gak. Cuma kata guru kemarin kalo kamu itu ...” Taemin menghentikan kata-katanya. “Udahlah, lupain aja. Gak penting juga sih.” Sambungnya.
Aku masih penasaran. Aku yakin ada sesuatu yang disembunyikannya. Tapi apa? Aku belum berani untuk bertanya.
“Kok bengong sih? Mau ke kantin? Bareng yuk!” kata Taemin yang kemudian mebuyarkan lamunanku.
“Oh iya. Kebetulan aku juga lapar banget. Yuk!” Balasku.
Kami berduapun berjalan bersama menuju kantin. Semua pandangan mata tertuju pada kami. Awalnya aku gak memperhatikan sama sekali pandangan orang-orang itu, tapi lama-kelamaan aku mulai risih dengan hal tersebut.
“Kenapa sih orang-orang pada melototin kita berdua? Emangnya ada yang salah ya? Tapi perasaan gak ada apa-apa deh.” Ujarku.
“Biasa aja kok. Gak ada yang aneh.” Balas Taemin tenang. Tak ada sedikitpun raut curiga diwajahnya yang putih bersih itu.
“Mungkin Cuma perasaanku aja kali ya.” Kataku berusaha menenangkan diri.
Tiba-tiba tanpa sengaja, aku melihat seseorang yang mirip dengan seseorang yang kukenal sebelumnya. “Apa itu Kyu?” Ujarku pelan.
“Apa?” Tanya Taemin.
“Kamu kenal anak yang itu?” Tunjukku pada seorang anak lelaki yang bertubuh tinggi yang tengah main basket dilapangan.
“Anak yang mana? Aku gak lihat.” Ujar Taemin bingung.
“Itu. Cowok tinggi putih yang lagi main basket.” Jelasku lagi.
“Yang mana? Aku gak lihat, Tha.” Kata Taemin lagi.
“Udahlah. Mungkin aku salah lihat kali ya. Jalan aja yuk.” Kataku kemudian meneruskan perjalanan ke kantin.
Mungkin karena tidak konsentrasi, tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang berjalan dihadapanku. Buku-buku yang dipegang orang itu pun langsung berhamburan.
“Aduh. Maaf. Aku gak lihat. Maaf ya?” Ujarku sambil membantu mengangkat buku-buku yang berhamburan itu.
“Iya. Gak apa-apa kok” Kata orang itu santai.
“Makanya bang. Kalo jalan itu lihat-lihat. Tuh kan ketabrak akhirnya.” Kata Taemin ikut membantu membereskan buku-buku.
“Iya. Abang lagi buru-buru soalnya. Ini teman kamu ya?” Kata orang itu pada Taemin sambil melihat ke arahku.
“Ya gitu deh.” Balas Taemin.
“Kok abang baru lihat?” Tanya orang itu lagi.
“Aku Tha. Aku anak baru di sini.” Kataku memperkenalkan diri.
“Oh, pantes aja aku baru lihat. Aku Onew. Kakaknya Taemin.” Balasnya.
“Maaf ya kak. Tadi udah nabrak kakak. Aku gak sengaja tadi. Suer deh.” Kataku lagi.
“Aku yang seharusnya minta maaf. Tadi aku yang jalan gak lihat-lihat. Oh iya....” Kata Onew tiba-tiba terhenti karena kehadiran seseorang.
“Sayang....” Ujar seorang gadis yang langsung merangkul tangan Taemin.
“Apaan sih?” Ujar taemin kesal.
“Sayang kok gitu sih. Aku kan udah nyari sayang kemana-mana. Eh tahunya malah di sini sama calok kakak ipar. Hehehe...” Kata gadi itu manja.
“Suzy. Kan udah aku bilang, aku tuh gak suka sama kamu. Jadi lepasin deh.” Kata taemin masih kesal.
“Kakak. Coba lihat Taemin deh. Dia selalu aja gitu tiap aku deketin.” Gadiss itu mengadu pada Onew.
“Aku pusing sama kalian berdua. Sekarang aku mau ke perpustakaan. Silahkan lanjutkan. Oke.” Kata Onew nampak kesal juga dan kemudian berlalu.
Aku sendiri hanya terdiam, tidak tahu mau berbuat apa. Belum lagi selesai dengan gadis yang bernama Suzy, datang lagi seorang gadis lain yang juga langsung merangkul tangan Taemin.
“Hubbyku. Ternyata kamu di sini.” Kata gadis itu.
“Suzy, Sully, aku minta tolong ya. Tolong lepasin tangan aku.” Kata Taemin lembut.
“Tuh. Si Suzy aja yang lepas. Aku gak mau.” Kata Sully sambil mendorong Suzy.
“Gak ah. Sully aja yang lepas. AKu mau ikut kamu. Ya sayang ya?” Balas Suzy masih manja.
“Lepasin! Aku bilang lepasin!” Taemin sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Kedua gadis itupun langsung menurut dan melepaskan tangannya dari lengan Taemin.
“HEH! Ini pasti karena kamu ya? Taemin gak pernah seperti ini sebelumnya. Kamu siapa sih?” Kata Sully yang melihatku berdiri dihadapan mereka bertiga.
“Iya, kamu siapa sih?” Suzy menimpali.
“Udah udah. Ini bukan salah dia. Ini justru salah kalian berdua. Aku kan udah pernah bilang kalo aku gak suka sama kalian berdua. Ngerti gak sih?” Kata Taemin berusaha menyadarkan kedua gadis yang sudah tergila-gila dengan dirinya itu.
Beberapa saat, kami berempat terdiam mendengar pernyataan Taemin itu. Tak kusangka, anak yang nampak kalem seperti dia, bisa juga marah seperti itu.
“Ya udah. Aku pergi dulu ya hubbyku.” Kata sully kemudian mencium pipi taemin dan langsung berlari pergi.
“Sayang, jangan marah lagi ya? Aku takut kalo kamu marah kaya gitu. Maaf ya?” Kata Suzy lalu menarik tangan taemin dan menciumnya, seperti seorang anak yang pamit ke sekolah.
“Sorry ya.” Kata Taemin kelihatan bersalah.
“Gak apa-apa lagi. itu pacar-pacar kamu ya?” Tanyaku.
“Pacar gimana maksudnya? Kamu kan denger sendiri kalo aku bilang aku gak suka mereka tadi. Gimana sih?” Ujar Taemin kesal dengan pertanyaanku.
“Habisnya...”
“Udahlah. Mending sekarang kita ke kantin. Ntar keburu masuk lagi. yuk!” Kata Taemin


***
Treeeeeeeeeeeeeeeeeettt! Bel pulang sekolah berbunyi.
“Aku duluan ya?” Pamit Taemin padaku yang tengah sibuk merapikan buku.
Aku menganggukan kepala tanpa berkata apa-apa. Taemin pun segera pergi. Ia kelihatan buru-buru sekali. Mungkin ada janji.
Selang beberapa menit, aku segera keluar kelas. Dan kali ini aku melihat dia lagi. aku melihat orang yang sangat mirip dengan Kyuhyun. Ingin sekali aku mendekati orang itu, tapi ...
“Heh cewek gatel!” Seru seorang gadis langsung menarik tambut panjangku yang tergerai.
“Apa-apaan sih ini?” seruku sambil menahan sakit. “Sully...”lanjutku ketika tahu siapa gadis itu.
“Kamu ini siapa sih? Kenapa dekat-dekat sama hubbyku?” katanya lagi.
“Dekat gimana? Aku gak dekat sama dia. Aku Cuma teman sebangkunya kok. Gak lebih.” Kataku menjelaskan.
“Sully! Lepasin dia.” Seru seseorang dari belakang.
“Kak Onew.” Seru Sully langsung melepaskan tangannya dirambutku.
“Kamu ngapain di sini? Kenapa gak pulang?” kata Onew.
“Gak. Gak ngapa-ngapain kok. Aku cuma mau kenalan aja sama dia.” Kata Sully berbohong. “Iya kan?” Lanjutnya sambil melototiku.
“Iya bener.” Kataku sedikit memaksa untuk tersenyum. Kalau aja aku bukan anak baru di sekolah ini, pasti aku sudah membalasnya.
“Aku balik sekarang. Ada urusan. Bye...” Kata Sully kemudian berlalu.
“Kamu gak apa-apa Tha?” Tanya Onew.
“Alhamdulillah gak apa-apa.” Uajrku sambil tersenyum.
“Taemin mana?” tanya kak Onew lagi.
“Tadi dia buru-buru pergi. Gak tahu juga mau kemana.” Jelasku.
“Pasti dia ke kelas dance lagi deh.” Kata Onew pelan.
“Kelas dance, kak?”
“Iya, Taemin itu seneng banget nge-dance. Kalo gitu, aku ke kelas dance dulu ya? Permisi.” Kata Onew kemudian berlalu.


***


“Aku gak telat lagi kan pak?” Kataku pada pak satpam sambil nyengir sendiri.
“Baru gak telat sehari aja bangga.” Balas satpam nampak kesal melihat tingkahku.
“Biarin.” Aku menjulurkan lidah dan langsung berlari masuk ke halaman sekolah.
Tanpa sengaja, aku berpapasan dengan anak itu lagi. anak yang mirip sekali dengan Kyuhyun.
“Kyuhyun!” seruku, namun anak itu tidak berbalik sama sekali. Aku mengeraskan suaraku. “Kyuhyuuuun!”
“Tha. Manggil siapa sih?” Ujar Onew mengagetkanku.
“Itu. Aku manggil anak yang sana itu.” Tunjukku pada seseorang.
“Yang mana?” Kata Onew bingung.
“Yahh. Ilang deh.” Ujarku sedih melihat anak yang mirip Kyuhyun itu menghilang di koridor sekolah.
“Emangnya dia siapa?” Tanya Onew.
“Bukan siapa-siapa kok. Dia hanya mirip sama seseorang yang aku kenal.” Jelasku.
“Oya, kamu ikut kemping sekolah gak?” Kata Onew sembari menunjuk kearah mading.
“kemping?” Balasku tidak mengerti.
“Iya. Disekolah ini memang selalu ngadain kemping tahunan. Jadi gimana? Kamu ikut gak?” Balas Onew.
“Aku pikir-pikir dulu deh ya? Soalnya aku takut gak diizinin sama ortu.” Balasku.
Begitu sampai di kelas, aku melihat Taemin sudah duduk manis di tempat duduknya. Ia nampak sibuk dengan bukunya.
“Hey.” Sapaku.
“Hey Tha. Gak telat lagi?” Balas Taemin.
“Maksudnya?” Ujarku pura-pura tidak mengerti.
“Kan kemarin kamu telat. Jadi aku pikir hari ini kamu bakal telat juga. Eh ternyata gak.” Kata Taemin.
“Oya, kamu ikut kemping sekolah?” Tanyaku.
“Ikutlah. Gak mungkin aku gak ikut. Aku kan ketua OSIS. ” Jawab Taemin.
“Oh, jadi kamu ketua OSIS.” Ujarku.
Pantas saja kemarin hampir semua siswa di sekolah menatap aneh padaku. Ternyata karena aku jalan bareng ketua OSIS mereka. pantas juga Suzy sama Sully bisa tergila-gila sama Taemin. Dia udah baik, ramah, gak sombong, pinter, cakep, KETOS pula. Perfect deh.
“EH! Kok ngelamun sih?” Kata Taemin sambil memutar-mutar bukunya dihadapanku.
“Ah gak kenapa-napa kok.” Seruku kaget.
“Jadi kamu pergi gak?” Tanyanya.
“Insya Allah.” Balasku.


***
“Aduh pak. Bisa lebih cepat lagi gak? Aku telat nih.” Kataku panik sambil terus melihat ke arah jam tangan.
“Iya mba. Ini lagi diusahain.” Balas pak sopir.
Seharusnya jam 3 sore, aku sudah ada di sekolah. Tapi sekarang sudah setengah jam lewat jam 3 dan aku masih berada di taksi. Ini semua karena kebiasaan telat bangunku. Entah kapan aku bisa menghilangkan kebiasaan oonku itu.
“Aduh. Mati aku. Sekolah udah sepi. Pasti orang-orang udah pada berangkat.” Ujarku pelan. Dan benar saja, tidak ada seorangpun yang tersisa disekolah. Hanya aku sendiri dan sebuah tas ransel besar yang berdiri tegak disampingku.
Mungkin lebih baik kalau aku pulang aja. Paling tidak, hari mingguku besok bisa kuhabiskan dengan nonton video SUJU yang nyaris menuhin hard diskku. Perlahan, aku mulai melangkah keluar sekolah dengan langkah gontai. Tiba-tiba, seseorang dengan motor besarnya berhenti dihadapanku. Dengan helm yang 100% menutupi mukanya, aku tidak bisa mengenalinya.
“Siapa ya?” Tanyaku pelan. Dia segera membuka kaca helmnya.
“Telat lagi ya?” katanya sambil tersenyum.
“Ya ampun Taemin. Kok belum berangkat?” Ujarku heran.
“Ya aku nunggu kamulah. Aku yakin kalo kamu bakalan telat lagi hari ini.” Balasnya sambil tersenyum manis.
“Bisa aja kamu.” Ujarku tersipu malu.
“Ya udah. Kalo gitu, naik gih.”
“Oke. Makasih ya?”


***
“Kenapa kalian baru datang?” Tanya bu Jessica sesampainya aku dan Taemin di lokasi.
“Tadi kita ...” aku berusaha menjelaskan.
“Tadi apa? Memangnya kalian tidak tahu kalo teman-teman kalian sudah susah payah bangun tenda daritadi sedangkan kalian berdua baru datang. Dasar anak-anak tidak tahu diri.” Potong Bu Jessica dengan mata melotot.
“Maaf bu. Kami memang salah.” Kata Taemin.
“Ya sudah, sebagai hukumannya, malam ini kalian yang harus mempersiapkan makan malam.” Balas bu Jessica kemudian melangkah pergi menjauhi kami.
Aku menatap bersalah pada Taemin. Kasihan dia, harus ikut-ikutan kena hukuman karena aku. Padahal, hari ini dia sudah menolongku.
“Kalo kamu gak mau, aku bisa kok nyiapin makan malam sendirian.” Kataku.
“Memangnya tadi kamu gak denger? Yang disuruh nyiapin makan malam itu kita berdua. Bukan aku sendiri ataupun kamu sendiri. Tapi KITA BERDUA.” Balas Taemin.
“Iya, aku tahu. Tapi ini karena aku, kamu juga jadi ikut-ikutan telat. Aku minta maaf ya? Maaf banget.” Balasku masih sangat merasa bersalah.
“Gak apa-apa kok. Mending sekarang kamu taruh dulu tas kamu di tenda. Setengah jam lagi aku tunggu di dapur umum.” Ujar Taemin dan langsung melenggang pergi tanpa mendengar balasanku.
Taemin memang anak yang baik. Cewek yang menjadi pacarnya pasti adalah orang yang sangat beruntung. Seandainya cewek itu adalah aku, aku pasti tidak akan menyia-nyiakan dia. Tapi siapa aku? Dibandingkan dengan Suzy dan Sully, aku tidak ada apa-apanya. Aku hanyalah seorang gadis biasa yang serba biasa. Justru gadis dengan sifat buruk yang jarang tepat waktu. Itulah aku.


***
“Gimana? Udah siap?” tanya Taemin sambil memakai celemek.
“Maaf ya? Gara-gara aku kamu jadi ...”
“Udahlah. Lebih baik sekarang kita mulai masak. Ntar kalo kemaleman, anak-anak pada kelaparan.” Potong Taemin.
Kami berdua pun segera memulai hukuman kami. Sebel sebenarnya, tapi karena ditemani sama cowok cakep, semuanya berubah jadi kebahagiaan. Cieh, rasa-rasanya aku udah mulai jatuh cinta dengan cowok ini. Apalagi sejak pertama kali ketemu, dia udah baik banget sama aku. Tapi mana mungkin dia suka sama aku? Suzy ama Sully yang notabene adalah cewek-cewek popular di sekolah saja ditolaknya, apalagi aku yang bukan apa-apa.
“Hoy. Ngelamunin apaan sih? Ayo masak.” Kata Taemin membuyarkan khayalanku.
“Ah, bukan apa-apa. Ayo lanjut.” Balasku.
Kurang lebih dua jam kemudian, kami selesai dengan masakan kami. Semoga saja anak-anak tidak sakit perut setelah memakan makanan ini. Amiiiiiin dah!
“Ini masakan kalian berdua?” tanya Onew.
“Iya. Gimana rasanya?” tanyaku penasaran.
“Untuk ukuran Taemin yang gak bisa masak sih udah enak. Enak banget malah.” Jawab Onew meledek adiknya itu.
“Ah. Abang ini apa-apaan sih? Aku kan bisa masak. Abang kali yang gak bisa masak.” Balas Taemin sangar.
“hehehe, iya deh. Kamu emang pinter masak.”
Sedang asyik ngobrol dengan dua orang kakak beradik ini, tidak sengaja aku melihat anak yang mirip Kyuhyun lagi. kali ini aku melihatnya tengah duduk sendirian di kursi paling sudut.
“Permisi, aku mau ke toilet dulu.” Kataku dan kemudian berjalan meninggalkan Onew dan Taemin untuk menemui anak yang mirip Kyuhyun itu.
“Hai.” Sapaku sedikit ragu.
“Hai.” Balasnya seolah tidak mengenaliku.
“Kamu Kyuhyun?” Tanyaku.
“Iya. Kamu siapa ya?” balasnya tidak mengenaliku sama sekali.
Ya tuhan, ini benar Kyuhyun? Benar Kyuhyun, sahabat kecilku yang selama ini hilang? Sahabat kecilku yang selalu melindungiku di saat aku dalam bahaya. Tapi kenapa dia tidak mengenaliku? Apa semudah itu dia melupakan aku?
“Aku Tha. Kamu gak inget aku siapa?”
“Sorry, aku gak kenal sama kamu.” Balas Kyuhyun dingin dan langsung meninggalkanku sendirian.
Tanpa sadar, airmata mulai menyusuri setiap inci dari pipiku. Pandangan mataku tiba-tiba kabur. Kedua lututku rasanya tidak sanggup lagi menopang berat tubuhku. Dan seketika, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi disekelilingku.


***
Perlahan aku mulai membuka mata. Silau sekali melihat cahaya lampu yang seolah menyorot diriku. Kepalaku masih berat. Mataku masih sedikit berkunang-kunang, tapi aku sudah punya sedikit kekuatan untuk mengalahkannya.
“Kamu sadar Tha?” Tanya Taemin. Masih tertinggal sedikit raut kepanikan di wajahnya. Ingin sekali aku menjawab, tapi bibirku seolah masih terkunci.
“Cepet ambil air minum.” Perintah bu Jessica. Perlahan dia meminumkan air itu padaku. Dia terlihat baik saat ini.
“Ini pasti karena kamu kecapean gara-gara masak. Kalau tahu bakalan jadi seperti ini, ibu tidak akan menyuruhmu untuk memasak makan malam.” Ujar bu Jessica merasa bersalah. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Bibirku masih terlalu rapat untuk bicara.
“Udah, biarin Tha istirahat dulu di sini. Kita lebih baik melanjutkan kegiatan.” Kata Onew.
“Oke. Suzy, kamu jaga Tha ya di sini?” kata bu Jessica.
“Tapi bu..” Suzy ingin menolak.
“Gak ada tapi-tapian. Pokoknya sekarang kamu jaga Tha di sini. Ibu mau keluar buat ngontrol anak-anak.” Kata Bu Jessica dan keluar tenda bersama Taemin dan Onew.
Wajah Suzy masih tidak ikhlas menemaniku di tenda. Tapi aku biarkan saja karena tidak bisa berbuat apa-apa.
“Malas banget aku ngejagain kamu di sini. Tahu gini, mending aku gak ikut kemping sekolah aja sekalian.” Suzy menggerutu.
“Maaf.” Aku mulai bisa menggerakan bibirku.
“Oke. Lupain aja. Sebenarnya ada sesuatu yang mau aku tanyakan sama kamu.” Ujar Suzy.
“Apa? Tanya aja.” Balasku masih lemah.
“Kamu ini ada hubungan apa sih sama Taemin? Kalian berdua tuh kelihatan deket banget. Bikin cemburu aja ngeliatnya. Aku aja yang udah dari SMP suka sama Taemin, gak ada dihirauin sama dia. Justru kamu yang baru beberapa hari di sini, udah bisa dekat sama dia. Jangan-jangan kalian ....” Ujar Suzy.
“Kita Cuma teman.” Potongku.
“Teman? Aku gak percaya.”
“Taemin memang baik, tapi aku tahu diri kok. Aku gak mungkin bisa lebih dari itu sama dia.” Jelasku.
“Tahu diri? Berarti kamu suka dong sama dia?” suzy curiga.
“Ah, bukan itu maksudku.”
“Udah. Ngaku aja. Semua cewek di sekolah juga tahu kalo dia itu cowok impian. Hampir semua cewek di sekolah itu, pada naksir sama Taemin. Jadi gak mungkin kamu gak suka sama dia, apalagi sekarang kalian deket banget.” Kata Suzy.
“Iya sih. Aku emang suka sama dia. Tapi gak mungkinlah dia suka sama aku.” Balasku.
“Iya sih, gak mungkin Taemin mau sama kamu yang biasa-biasa aja.”
“Kamu bener. Kalo kamu, kenapa kamu suka sama Taemin?” tanyaku balik.
“Waktu SMP, aku ikut kelas dance. Dan gak sengaja, ketemu Taemin di situ. Apalagi di kelas itu, Taemin satu-satunya anak yang paling menonjol. Wajar aja kalo aku naksir sama dia.” Jelas Suzy.
“Tapi gimana kalo Taemin akan terus menolak kamu? Memangnya kamu gak sakit hati?”
“Makanya sekarang aku udah gak 100% lagi naksir sama Taemin. Aku takut belakangan bakalan sakit hati banget. Sekarang aku naksir sama kakaknya, Onew.” Ujar Suzy.
“Iya, kak Onew juga baik. Sebelas duabelaslah sama Taemin.” Kataku.
“Gimana menurut kamu kalo aku jadian sama Onew? Cocok gak?” tanya Suzy.
“Cocok banget. Kamu cantik sedangkan dia tampan. Pasangan yang serasi.” Jawabku.
“Oke. kalo gitu, mulai sekarang aku mau lebih perhatian ke Onew. Semoga aja dia gak seperti Taemin yang selalu cuek padaku.” Ujar Suzy.
“Amiin. Semoga kalian berdua bisa jadian.”
“Makasih. Ternyata kamu ini anak yang baik juga ya. Sorry kalo beberapa hari ini aku selalu sinis sama kamu.”
“Iya, sama-sama.”


***
“Taemin, aku mau nanya sama kamu.” Ujarku
“Nanya aja.” Balas Taemin sambil sibuk memainkan gitarnya.
“Apa ada anak sini yang namanya Kyuhyun? Cho Kyuhyun.” tanyaku.
“Apa? Kyuhyun?” taemin tersentak kaget.
“Iya. Kamu kenal gak? Semalam aku ketemu dia.”
“Semalam kamu ketemu dia?” Taemin masih kaget.
“Iya.”
“Memangnya kamu kenal dia?” tanya Taemin.
“Iya, dia itu sahabat masa kecilku. Tapi entah kenapa, dia tidak mengenaliku lagi. aku bingung.” jelasku.
“Jadi kamu sahabatnya kecilnya Kyuhyun itu? Ya Allah...” Ekspresi Taemin tiba-tiba berubah.
“Kenapa sih?” tanyaku heran.
“Dulu Kyuhyun itu teman sekelasku waktu kelas 1. Kami berdua sangat akrab satu sama lain. Dia sering banget cerita tentang Ditha, sahabat kecilnya ke aku. Katanya kalian berdua hilang kontak sejak orangtuanya pindah ke Amerika. Waktu dia balik ke sini lagi, dia berusaha nyari kamu, tapi gak ketemu-ketemu.” Taemin menghentikan kalimatnya.
“Iya iya. Emang kita pisah pas orang tuanya pindah ke Amerika. Terus gimana ceritanya?” ujarku penasaran.
“Tapi kamu jangan kaget ya? Jangan sampe pingsan lagi.” kata Taemin.
“Ada apa sebenarnya?” aku sudah tidak sabar menanti jawabannya.
“Aku ingat banget. Hari itu tanggal 25 April. Dia bilang kalo hari itu sahabat kecilnya, Ditha, ulang tahun. Makanya dia berusaha banget untuk datang ke ulang tahunnya sebagai hadiah kejutan. Kebetulan waktu itu dia sudah tahu keberadaannya. Tapi sayang ...” Taemin nampak sedih.
“Kenapa? Kyuhyun kenapa?”
“Dia kecelakaan.” Ujar Taemin dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Sedangkan aku mendengar kalinatnya, langsung banjir dengan airmata.
“Terus bagaimana keadaannya?”
“Dia meninggal.” Kata Taemin menangis.
“Gak mungkin! Kamu pasti bercanda kan?” seruku tidak percaya.
“Aku serius, Tha.”
“GAK! Gak mungkin! Kamu pasti bohong! Terus kalo dia sudah meninggal, siapa yang aku lihat semalam itu?” aku masih tidak percaya.
“Aku gak tahu siapa yang kamu lihat semalam itu. Tapi yang pasti, aku gak bohong sama kamu. Kyuhyun benar-benar sudah meinggal.” Ujar Taemin.
Aku tidak bisa lagi menahan tangisanku. Aku berlari, menjauh dari kerumunan orang-orang yang heran melihatku menangis. Aku berlari ke tempat di mana hanya ada aku sendiri. Aku ingin menengkan diriku.
Aku sungguh tidak percaya kalau sahabat kecilku itu sudah meninggal. Apalagi, dia meninggal karena ingin pergi ke ulang tahunku. Aku benar-benar tidak bisa percaya kenyataan ini.
Tanpa kusadari, ternyata Taemin mengikutiku. “Tha.”
Aku hanya diam. Airmata tak henti-hentinya mengalir dari mataku. Dia langsung mendekapku dari belakang. Aku pun bersandar dipundaknya.
“Kalau nangis bisa bikin kamu lega, menangislah yang banyak.” Katanya bijak.
“Aku sayang sama dia.” Ujarku.
“Aku tahu. Dia juga sayang sekali sama kamu.”
“Kalau saja aku tahu, aku tidak akan membiarkannya datang ke ulang tahunku.”
“Ini bukan salahmu. Ini sudah nasib, tha. Kita sebagai manusia, hanya bisa menerima kenyataan.”
“Tapi aku masih belum bisa percaya.”
Taemin membalikkan badanku berhadapan dengannya. Dia memegang kedua pundakku. Mata kami saling menatap. Tiba-tiba, dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku. Entah apa yang ingin dia lakukan, aku sudah tidak dapat berpikir. Yang aku rasakan, dia mendaratkan sebuah ciuman dibibirku. Bibirnya lembut sekali. Aku hanya bisa menutup mata dan menikmatinya.
“Ehm..”
Kami berdua segera menjauhkan diri satu sama lain. Malu sekali rasanya dilihat orang ketika melakukan hal itu.
“Taemin kita sekarang sudah besar ya?” goda Onew.
“Ah. Abang ini bikin malu aja deh.” Kata Taemin, wajahnya sedikit merah.
“Hati-hati Tha, Taemin itu pengidap rabies loh. Kalo sering-sering kaya gitu, kamu bisa ketularan.” Onew masih menggoda Taemin.
“Ah, udahlah bang. Emangnya kenapa ke sini? Nyari aku?”
“Iya. Kamu dipanggil sama Bu Jessica. Katanya ada urusan sama OSIS.” Ujar Onew.
Taemin memandangku sebentar. Aku hanya membalasnya dengan senyum. Dia pun segera berlari pergi meninggalkanku dan Onew.
“Tha. Aku mau ngasih tahu sesuatu sama kamu.” Kata Onew.
“Apa?”
“Aku udah jadian sama Suzy. Semalam dia datang ke aku dan bilang kalo dia suka sama aku, bukan sama Taemin.”
“Iya, aku tahu kok kak. Suzy juga udah ngomong gitu sama aku. Semoga langgeng ya?” balasku.
“Makasih ya. Kamu juga, semoga bisa tahan lama sama Taemin.” Kata Onew.
“Aku gak punya hubungan special kok sama Taemin.” Jelasku.
“Gak mungkin dong. Aku tahu kalo kamu suka sama Taemin.” Kata Onew lagi.
“Suzy ya yang ngasih tahu?”
“Iya. Hehehe” balas Onew sambil nyengir.
“Pantesan aja.”
“Asal kamu tahu juga ya, Tha. Selama ini Taemin itu gak pernah deket sama cewek. Baru sama kamu aja dia jadi kaya gitu. aku yakin kalo taemin juga suka sama kamu. Lagian, buat apa kalian berdua kissing kalo gak ada rasa cinta satu sama lain.” Jelas Onew.
Akhirnya, aku bisa terus menyimpan sahabat kecilku, Kyuhyun, dihatiku. Tentu dengan posisi yang berbeda dengan Taemin. Karena Taemin juga punya posisi sendiri yang gak mungkin diganti sama orang lain. Aku, Tha, cinta banget sama Taemin, begitu juga dia. Kami berdua berjanji untuk terus menjaga rasa cinta kami, sampai saat perpisahan itu harus tiba.


----END----

0 comments:

Posting Komentar

 

Got My Cursor @ 123Cursors.com