4.3.11

Love Like This (Part 2)

Ini sambungannya ^^
selamat menikmati [haha, emang makanan apa?]
Oh ya..
This is not the last part.
Masih ada part 3 :)


Dua Minggu kemudian,
“Rin.. aku pasti kangen banget sama kamu. Kamu hati-hati ya di sana?” ujar Shasa sambil menahan linangan airmatanya.
Hyu Rin tersenyum dan langsung memeluk sahabatnya itu. “Tenang aja Sha. Aku pasti akan segera balik ke sini lagi dan secepatnya ketemu sama kamu.” Balas Hyu Rin.
Berbeda dengan Hyu Rin yang tidak tahu apa-apa, Shasa justru tahu semuanya. Ia tahu sekali tentang apa yang tengah diderita sahabatnya sekarang. Ibu Hyu Rin yang memberitahunya sejak Hyu Rin dan Shasa dekat. Sebenarnya dia sempat ingin memberitahu Hyu Rin, tapi ia ingat lagi akan janjinya pada ibu Hyu Rin untuk tidak memberitahunya.
“Rin, kamu jaga diri baik-baik ya. Aku.. aku.. sayang sama kamu.” Ujar Shasa yang masih memeluk Hyu Rin. ia menangis. Airmatanya tidak bisa dibendung lagi mengingat ini bisa saja menjadi pertemuan terakhirnya dengan Hyu Rin.
“Iya Sha. Kamu juga jaga diri baik-baik yah? Jangan nangis. Aku pasti balik lagi ke sini untuk bertemu kamu.” Ujar Hyu Rin tersenyum sambil mengelap airmata Shasa dengan jari-jarinya.
“Kak, aku pamit dulu ya.” Kata Hyu Rin pada Radit yang ikut melepaskan kepergian Hyu Rin.
“Iya Rin. kamu hati-hati ya di jalan. aku juga pasti akan kangen banget sama kamu.” Kata Radit sambil mengelus lembut kepala Hyu Rin.

“Iya kak. Kakak juga jaga diri baik-baik ya di sini. Kalau bisa, sekalian tolong jagain Shasa buat aku. ya?” pinta Hyu Rin sambil melirik ke Shasa.
“Iya Rin. aku akan jagain Shasa buat kamu.” Kata Radit tersenyum sambil memandangi Shasa yang gelagapan.
“Ya udah. Sekarang kita berangkat. Ayo sayang.” Kata ibu Hyu Rin sambil menarik lengan putrinya itu. Sementara ayahnya sudah menunggu di dalam bandara untuk memastikan semua penerbangan putrinya ke Korea akan baik-baik saja.
Hyu Rin terus melambaikan tangannya pada Shasa yang Radit yang kini tinggal berdua. Ia masih sempat melihat Shasa yang terus menangis seolah tidak rela melihat Hyu Rin pergi. Namun dalam hati Hyu Rin, ia sangat yakin bisa kembali dan menemui dua orang yang disayanginya itu.
Penerbangan dari Jakarta ke Korea memakan waktu kurang lebih 2,5 jam (wah, ngaco banget nih).
Setelah memakai jaket tebal, Hyu Rin dan ibunya turun dari pesawat. Mereka sudah sampai di Bandara Incheon. Waktu itu, sudah jam 11 malam. Beruntung, masih ada taksi yang siap membawa mereka sampai ke rumah mereka dulu.
Hyu Rin tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya bisa kembali ke negara asalnya itu. ia sudah tidak sabar lagi ingin menemui sahabat kecilnya, Taemin. tapi kemudian ia ingat dengan artikel yang pernah dibacanya bersama Shasa. Taemin kan sekarang artis terkenal? Apa dia masih mengingat Hyu Rin? rasanya tidak mungkin.
“Bu, apa aku masih bisa bertemu Taemin?” tanya Hyu Rin yang tengah berada dalam dekapan sang ibu.
“Tentu saja sayang. Kalian pasti bisa bertemu lagi.” jawab ibu Hyu Rin sambil mengelus rambut putri kesayangannya itu.
“Tapi bu.” Hyu Rin bangkit dari dekapan ibunya. Pandangan matanya kemudian tertuju pada sebuah majalah yang berada di samping supir taksi. “Pak, boleh aku lihat majalahnya?” tanya Hyu Rin sopan. Sang supir kemudian memberikan  majalah itu dengan senang hati pada gadis cantik itu.
Hyu Rin kemudian membolak-balikan isi majalah itu seolah mencari sesuatu. Dia memang mencari sesuatu untuk ditunjukkan pada ibunya. Dan akhirnya, dia menemukan satu halaman penuh yang membicarakan tentang idola yang tengah naik daun, SHINee.
“Ibu lihat ini.” Hyu Rin menunjukkan gambar 5 orang cowok tampan yang salah satu wajahnya sangat familiar.
“Ini kan?” mata ibu Hyu Rin terbelalak kaget.
“Iya bu. Ini Taemin. lee Taemin.” ulang Hyu Rin memastikan.
“Maaf pak. Boleh nanya gak? Ini SHINee emang terkenal banget ya pak?” tanya Hyu Rin pada sang supir.
“Iya. Popularitas mereka sekarang memang tengah meroket tajam. Hampir di semua sudut kota membicarakan mereka. siapa orang di Korea ini yang tidak mengenal mereka? Tidak ada. semuanya kenal dengan mereka. putri saya saja sampai tergila-gila dengan mereka. dan dengar-dengar nih ya, mereka mau bikin konser pertama mereka tanggal 1 Januari nanti.” Jawab sang supir panjang lebar.
Mendengar kesuksesan Taemin sekarang, Hyu Rin semakin putus asa bisa menemui sahabat kecilnya itu. ia yakin, Taemin sekarang pasti tidak mengenalinya lagi. apalagi, sekarang dia adalah pujaan hati banyak gadis.
Perjalanan mereka akhirnya terhenti di sebuah rumah bercat putih yang tamannya masih sangat terawat. Itu adalah rumah mereka yang selama di jaga oleh pembantu. Pandangan mata Hyu Rin bukan tertuju pada rumahnya, melainkan di sebuah rumah bercat coklat yang terletak tepat di sebelah rumahnya. Rumah itu ada rumah milik keluarga Taemin.
Kira-kira Taemin masih tinggal di rumah itu gak ya? Ah, mana mungkin seorang superstar tinggal di rumah sesederhana rumah itu. tapi, lampu rumah itu masih menyala, apa mungkin keluarga Taemin masih tinggal di sana? Pikir Hyu Rin.
“Ayo masuk sayang. Di luar dingin sekali.” Ujar ibu Hyu Rin yang segera menarik lengan putrinya itu.
Sesampainya di dalam rumah, Hyu Rin tidak menyangka semua masih persis seperti dulu. Seperti sebelum ia pindah ke Indonesia. masih teringat jelas semua memori-memorinya dengan Taemin yang tidak mungkin dilupakannya.
Keesokan harinya, Hyu Rin bangun pagi sekali. Ia memang sengaja ingin ke rumah sebelah untuk memberitahu ia sudah kembali. Namun sebelum itu, ia bertanya lebih dahulu kepada Bik Gae In untuk memastikan rumah itu masih ditempati keluarga Taemin atau tidak. Dan beruntungnya, pembantunya bilang kalau rumah itu masih ditinggali oleh keluarga Taemin.
“Permisi.” Ujar Hyu Rin sambil mengetuk pintu rumah yang pagarnya tidak dikunci itu.
Sesosok pria membukakan pintu rumah itu. ia memandangi Hyu Rin dari atas sampai bawah seolah mencari tahu siapa gadis yang tengah berdiri dihadapannya sekarang.
“Oppa. ini aku..” ujar Hyu Rin kegirangan.
“Hyu Rin~ssi?” balas orang itu kaget setengah mati melihat gadis yang dulu masih kecil sekarang telah berubah menjadi seorang gadis remaja yang sangat cantik.
“Ne. ini aku, oppa.” balas Hyu Rin tersenyum dan langsung memeluk orang itu. ia tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya bisa bertemu lagi dengan Taesun, kakak Taemin.
“Hyu Rin~ssi, apa ini benar-benar kamu?” tanya Taesun memastikan.
“Tentu saja oppa. oh ya, mana ahjumma dan ahjussi? Aku ingin bertemu dengan mereka.” kata Hyu Rin langsung menyerobot masuk. Meskipun sudah sepuluh tahun tidak bertemu, dia tidak merasa canggung sedikitpun dengan keluarga Taemin. begitu melihat ibu Taemin, Hyu Rin langsung memeluknya untuk melepas rindu.
“Ahjumma, aku sangat merindukanmu. Ini aku Hyu Rin.” katanya sambil memeluk ibu Taemin.
“Apa ini benar-benar kau sayang?” tanya ibu Taemin tidak percaya.
“Ne ahjumma. Aku rindu sekali padamu. Oh ya, aku bawakan ini untukmu dari Indonesia.” ujar Hyu Rin sambil memberikan sebuah kotak yang sudah dibungkusnya dengan rapi.
“Apa ini?” ibu Taemin dan Taesun perlahan membuka kotak itu.
“Ini emang baju biasa sih. Tapi motifnya bagus kan? Ini namanya batik. Ahjumma pasti cantik kalau memakai baju ini.” Ujar Hyu Rin tersenyum.
 “Ahjussi!” teriak Hyu Rin heboh melihat orang yang baru datang menghampirinya.
“Siapa?” tanya ayah Taemin tidak mengenali Hyu Rin.
“Ini aku Hyu Rin, ahjussi. Lee Hyu Rin.” kata Hyu Rin berusaha mengingatkan lelaki tua itu.
“Hyu Rin? ini benar-benar kamu, nak?” tanya lelaki tua itu tidak percaya dengan apa yang tengah berada di dapannya sekarang.
“Ne ahjussi, aku kembali dari Indonesia.” kata Hyu Rin senang.
“Kau sudah besar. Aku sampai tidak mengenalimu karena kau benar-benar berbeda. Kau sangat cantik sekarang.” Kata ayah Taemin kagum.
“Ne kamsahamnida ahjussi. Oh ya, aku membawakanmu ini.” Ujar Hyu Rin mengeluarkan sebuah peci hitam dari dalam kantongnya dan memakaikannya pada ayah Taemin.
“Apa ini?” tanya lelaki itu.
“Ini namanya peci. Orang Indonesia suka sekali menggunakannya.” Jelas Hyu Rin tersenyum.
“Ah..gomawo Hyu Rin. bagaimana kabarmu dan keluargamu?” tanya lelaki tua yang kini sudah duduk di kursi goyangnya yang berada di depan perapian.
“Aku baik. Ibu dan ayahku juga baik.” Balas Hyu Rin antusias. Pandangan matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah foto anak lelaki yang tengah tertempel di dinding. Ia sangat mengenali foto itu. perlahan ia mengatur langkahnya agar semakin dekat dengan foto itu.
“Dia sibuk sekali sekarang.”ujar Taesun yang melihat Hyu Rin memandangi foto Taemin serius.
“Aku tahu oppa. Dia pasti sangat sibuk.” Raut wajah Hyu Rin berubah muram.
“Ah! Mana bagianku? Appa dan amma kan sudah kau berikan.” Kata Taesun mengalihkan perhatian Hyu Rin yang dilihatnya sedih karena belum bisa bertemu dengan Taemin.
“Ah oppa. aku hampir lupa. Aku bawa ini untukmu.” Ujar Hyu Rin sambil memberikan sepasang sepatu kulit yang dibelinya langsung dari cibaduyut (hahaha, ngaco lagi deh).
“Ini made in Indonesia kan?” tanya Taesun memastikan.
“Ne tentu saja. itu aku beli langsung dari tempat pembuatan sepatu. Semoga saja cocok di kakimu. Sebab kalau tidak, aku akan memberikannya pada suami pembantuku.” Balas Hyu Rin mengancam.
“Enak saja. ini kan sudah kau berikan untukku. Entah pas atau tidak, kau tidak berhak memberikannya pada siapapun.” Ujar Taesun langsung merangkul sepatu itu agar tidak ada seorangpun yang dapat mengambilnya dari tangannya.
“Hahahaa.. aku bercanda oppa.” balas Hyu Rin tertawa kecil.
Begitulah pertemuan singkat Hyu Rin dengan keluarga Taemin. setelah itu, dia harus ikut ibunya ke rumah sakit di Seoul untuk memeriksakan penyakitnya.
Sementara Hyu Rin tengah di ruang pemeriksaan, sang dokter bertemu dengan ibu Hyu Rin di ruangannya.
“Jadi dok. Bagaimana keadaan anak saya?” tanya ibu Hyu Rin harap-harap cemas.
“Mianhamnida. Tapi keadaan putri ibu sangat mengkhawatirkan. Penyakitnya bisa muncul kapanpun. Kita harus mendapatkan donor jantung yang tepat secepatnya.” Jelas sang dokter dengan nada cemas.
“Dimana kita bisa mendapatkan donor jantung dok? Tolong! Tolong putri saya dok.” Paksa ibu Hyu Rin sambil menahan tangisannya yang nyaris tumpah.
“Iya bu. ibu berdoa saja semoga kami bisa secepatnya mendapatkan donor jantung yang tepat untuk putri ibu.” Kata sang dokter.
Tidak jauh berbeda dengan dokter yang ada Indonesia, dokter di Seoul juga menyarankan agar Hyu Rin segera melakukan operasi jantung. Jantung yang baru harus segera ada. Kalau tidak, dia pasti akan mati.
“Bu, kenapa kau menangis?” tanya Hyu Rin melihat mata ibunya yang sembap.
“Tidak sayang. Tadi ibu hanya kelilipan. Ayo kita pulang.” Ajak ibunya.
Ibu Hyu Rin adalah orang yang paling khawatir dengan keadaan putrinya. Apalagi setelah mendengar usia Hyu Rin yang tidak sampai dua bulan lagi. meskipun berusaha yakin putrinya akan mendapatkan donor jantung yang tepat, tapi dia tidak bisa menghindari rasa pesimis yang kadang-kadang muncul di pikirannya.
“Ibu, aku ingin menonton konser SHINee tanggal 1 Januari Minggu depan. Apa aku boleh?” tanya Hyu Rin pelan. Takut ibunya tidak akan mengizinkannya.
Ibu Hyu Rin tersenyum. Tidak mungkin dia menolak permintaan putrinya itu. dia ingin membahagiakan putrinya di saat-saat terakhir hidupnya. “Sayang, ibu akan mengizinkanmu pergi. Tapi kamu tidak boleh pergi sendiri. Kamu tahu sendiri kan kondisi kamu sekarang seperti apa.” Jelas sang ibu.
“Ne. kamsahamnida amma. Aku akan ke sana bersama dengan Taesun oppa.” Ujar Hyu Rin langsung memeluk sang ibu dengan linangan airmata. Ia tidak menyangka dengan mudah bisa pergi menonton konser Taemin.
Tanggal 1 Januari pun tiba. Kondisi Hyu Rin semakin memburuk. Wajahnya semakin pucat. Namun ia tidak ingin ibunya tahu keadaannya yang sebenarnya. Makanya ia menyamarkannya dengan menggunakan make up.
“Kau siap Hyu Rin?” tanya Taesun yang ternyata sudah tahu dengan keadaan Hyu Rin yang sebenarnya.
“Ne oppa. ayo kita berangkat.” Dengan cepat Hyu Rin langsung merangkul tangan Taesun. Mereka berdua pun pergi bersama-sama.
“Oppa.. apa Taemin oppa sudah tahu aku kembali ke sini?” tanya Hyu Rin yang duduk lemas di samping Taesun.
“Aku belum sempat memberitahunya. Dia terlalu sibuk sehingga tidak bisa mengangkat telepon dariku.” Wajah Hyu Rin berubah menjadi semakin sedih. Ia takut kalau Taemin ternyata tidak bisa mengenalinya lagi.
“Ah, kau jangan sedih seperti itu. Taemin pasti senang bisa bertemu kembali denganmu.” Ujar Taesun menenangkan gadis cantik itu.
“Oppa. bagaimana kalau dia tidak mengenaliku lagi?” tanya Hyu Rin lagi. wajahnya semakin sedih.
“Sudah aku bilang. Taemin pasti akan senang bertemu denganmu lagi. jadi kau tidak perlu khawatir. Oke?” jawab Taesun tersenyum dan langsung merangkul Hyu Rin yang semakin melemah.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai juga disebuah gedung yang sangat luas. Di sana, sudah banyak sekali orang-orang yang mengantri ingin menonton konser SHINee. Kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis muda yang cantik-cantik.
“Ayo turun.” Ujar Taesun.
“Tapi oppa, aku deg-degan.” Balas Hyu Rin ragu.
“Sudahlah. Ayo turun.” Ujar Taesun membantu Hyu Rin turun. Ia langsung memindahkan gadis itu kedalam dekapannya.
Karean Taesun adalah kakak Taemin, dengan mudah mereka bisa menerobos barisan penjagaan yang sangat ketat. Akhirnya, kini mereka sampai di depan sebuah ruang tunggu yang tulisannya “SHINee’s room”.
“Ayo masuk.” Ajak Taesun pada Hyu Rin yang masih dalam dekapannya.
“Kau yakin oppa?” Hyu Rin semakin tidak percaya pada dirinya sendiri.
“Ne. tentu saja. ayo.” Tanpa menunggu jawaban dari Hyu Rin, Taesun segera membuka pintu ruangan itu. semua mata tertuju pada mereka berdua sekarang.
“Hyung. Akhirnya kau datang juga.” Ujar Taemin tersenyum melihat kedatangan kakaknya itu.
pandangan mata Taemin tiba-tiba tertuju pada seseorang yang tengah berada di sebelah Taesun sekarang. Ia dengan cepat mengenali gadis itu. Namun sikonnya sangat tidak tepat sekarang. Mereka harus segera pergi ke panggung.
“Ayo Taemin. kita tidak punya waktu lagi.” ujar Key yang langsung menarik lengan Taemin. sambil terus memandangi Hyu Rin, Taemin tidak bisa menolak tarikan tangan Key yang sangat kuat. Mereka berlalu meninggalkan Hyu Rin dan Taesun.
“Oppa. dia benar-benar tidak mengenaliku.” Airmata Hyu Rin langsung tumpah begitu saja tanpa bisa dibendung.
“Mungkin karena kau terlalu cantik. Makanya dia tidak bisa lagi mengenalimu.” Ujar Taesun mencari alasan yang tepat.
Dada Hyu Rin kembali sakit. Namun ia berusaha tidak menampakkan hal itu pada Taesun. Ia berusaha sekuat mungkin melawan rasa sakit yang semakin lama semakin tidak bisa diajak kompromi itu.
“Hyu Rin~ssi, lebih baik kita pulang sekarang.” Ujar Taesun yang kemudian sadar Hyu Rin tengah menahan sakit yang luar biasa.
“Annii... aku... mau.. nonton.. plis..” ujar Hyu Rin dengan napas yang tidak karuan. Dadanya terlalu sakit untuk bisa berbicara normal.
Sambil mendekap erat Hyu Rin, Taesun membawa Hyu Rin ke depan panggung. Beberapa tempat duduk di bagian depan memang dipersiapkan untuk keluarga member. Taesun dengan cepat membawa Hyu Rin untuk duduk di kursi itu.
“Hyu Rin~ssi, kau tidak apa-apa?” tanya Taesun memastikan.
Hyu Rin hanya mengangguk. Dadanya terlalu sakit untuk berbicara. Saat itu adalah penampilan solo Taemin. ia menyanyikan lagu yang berjudul boys meet girls yang diambil dari salah satu lagu dari album mereka. ia tampil dengan sangat keren tanpa mengetahui ada seorang gadis yang benar-benar senang telah melihatnya secara langsung.
Setelah melihat Taemin menyanyi, Hyu Rin tidak bisa lagi menahan rasa sakit di dadanya yang sudah luar biasa menyakitkan. “Oppa.. rumah.. sakit..” ujar Hyu Rin terbata-bata.
Dengan cepat Taesun segera memapah tubuh mungil Hyu Rin yang sudah lemah itu ke mobil untuk di bawa ke rumah sakit. Selama di perjalanan, Taesun terus mencoba menghubungi Taemin tapi tidak bisa juga. Handphone Taemin nonaktif.
Beberapa dokter dan perawat langsung melarikan Hyu Rin ke UGD. Keadaannya sangat buruk hari ini. Tidak lama, ibu Hyu Rin datang dengan airmata yang tidak henti-hentinya mengalir.
“Taesun, apa yang terjadi dengan Hyu Rin?” tanya ibu Hyu Rin memaksa.
“Aku tidak tahu. Tiba-tiba Hyu Rin berubah sangat lemah. Makanya aku langsung membawanya ke sini.” Jelas Taesun.
Berselang beberapa menit kemudian, dokter keluar. Taesun dan ibu Hyu Rin segera menghampirinya. “Maaf, ibu bisa ikut saya ke ruangan sekarang?” tanya sang dokter. Ibu Hyu Rin pun dengan segera mengikuti sang dokter hingga keruangannya.
“Jadi bagaimana kondisi Hyu Rin dok?” tanya ibu Hyu Rin menangis.
“Maaf bu. Hyu Rin butuh donor jantung dalam waktu kurang dari 24 jam. Lewat dari itu, kami sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi.” jelas sang dokter.
Mendengar hal itu, ibu Hyu Rin semakin menangis. Ia belum siap harus kehilangan putri semata wayangnya itu. tanpa berbicara apa-apa, ibu Hyu Rin segera ke ruangan Hyu Rin untuk bertemu dengannya.
“Ibu...” ujar Hyu Rin lemah. Di mulutnya sekarang terpasang alat bantu pernapasan yang membuatnya sulit berbicara. Selain itu, di kedua tangannya di pasang inpus. Sedangkan di sampingnya ada alat pengukur detak jantung yang terus berbunyi seolah menyampaikan padanya bahwa ajalnya akan semakin dekat.
“Hyu Rin..” ibunya tidak bisa lagi menahan airmatanya. “Jangan tinggalkan ibu nak. Ibu sangat menyayangimu.” Ujar ibunya sambil memeluk putrinya itu.
Airmata Hyu Rin berlinang melewati pipinya. Ia sebenarnya belum siap kalau harus berpisah dengan ibunya. Tapi ia tahu, penyakitnya akan membuatnya semakin cepat berpisah dengan sang ibu yang sudah merawatnya selama 18 tahun.
“Ibu.. aku mohon. Jangan menangis lagi karena aku. aku sudah lelah melihat ibu yang terus menerus menangisiku setiap hari.” Ujar Hyu Rin lemah.
Sementara itu, Taesun segera kembali ke konser adiknya itu untuk secepatnya bertemu dengan Taemin dan memberitahukan tentang penyakit Hyu Rin. tapi sia-sia, kata penyelenggara konser, dia bisa bertemu Taemin seusai konsernya, yaitu kurang lebih jam 5 sore nanti. Padahal Taesun tahu, waktu Hyu Rin tidak lama lagi.
Setelah menunggu dengan tidak sabaran, Taesun langsung menemui Taemin sesuai konsernya.
“Taemin! Hyu Rin..” ujar Taesun berusaha menjelaskan.
“Aku tahu dia sudah kembali ke sini.” Potong Taemin.
“Kau harus menemuinya sekarang!” titah Taesun.
Taemin kemudian berbaring di sebuah sofa panjang. Ia terlalu kelelahan. “Ah, untuk apa aku menemuinya? Tidak ada gunanya. Aku ingin istirahat sekarang.” Ujar Taemin mulai menutup matanya.
“Kau!” Taesun mengepalkan kedua tangannya siap-siap melemparkan tinjunya pada adiknya itu.
“Sudahlah Hyung! Dia juga bukan siapa-siapaku. Untuk apa lagi aku bertemu dengannya.” Ujar Taemin. Ia sebenarnya marah sekali dengan Hyu Rin yang sudah meninggalkannya selama sepuluh tahun. Dan sekarang tiba-tiba kembali saat Taemin sudah jadi bintang besar. Ia ingin gadis itu merasakan penderitaan yang pernah dirasakannya dulu.
“TAEMIN! kau jangan menyesal kalau nanti kau tidak bisa lagi bertemu dengannya!” ujar Taesun berusaha menahan diri dan segera keluar dari ruangan SHINee. Taemin segera bangun dari tidurnya. Ia tidak mengerti maksud kakaknya bicara seperti itu.
Ia berusaha mengejar Taesun untuk meminta penjelasan. “Apa maksudmu berkata seperti itu Hyung?” tanya Taemin.
“Bukankah kau sudah tidak peduli padanya? untuk apa lagi kau tahu?” balas Taesun kesal.
Taemin menundukkan kepalanya. Matanya mulai berkaca-kaca. “Ya. Aku tidak peduli padanya. lupakan saja!” ujar Taemin kemudian melangkah kembali ke ruangannya.
“HYU RIN SAKIT! UMURNYA TIDAK LAMA LAGI. LEBIH BAIK KAU SEGERA MENEMUINYA SEBELUM SEMUANYA TERLAMBAT!” teriak Taesun. Taemin terdiam mendengar pernyataan kakaknya itu. airmata mulai jatuh namun ia tidak menengok pada kakaknya. Ia terus melanjutkan perjalanannya hingga keruangannya. Ia menangis sejadi-jadinya di sana.
“Hey Taemin! apa yang terjadi padamu?” tanya Onew yang baru datang dari belakang panggung.
“Hyung! Kau masih ingat gadis kecil yang selalu kuceritakan padamu kan?” ujar Taemin bangkit dari tempat duduknya. Ia mengambil segelas air dan meminumnya, mencoba menenangkan perasannya.
“Maksudmu Hyu Rin kan?” Onew memastikan.
“Dia kembali Hyung. Dia kembali.”
“Ya baguslah. Terus kenapa sekarang kau tidak menemuinya?” tanya Onew heran.
“Aku.. aku.. takut Hyung. Aku takut kalau aku bertemu dengannya, perasaan sayangku padanya akan muncul lagi. terus kalau dia pergi ke Indonesia lagi bagaimana? Apa aku harus terpuruk lagi seperti waktu itu? aku tidak bisa Hyung. Aku tidak bisa!” Ujar Taemin tertunduk.
Perlahan Onew mendekati dongsaengnya itu dan menepuk pundaknya. “Sudahlah. Lupakan saja dia. kan kau masih punya Suzy dan Sully.” Ujar Onew santai.
“Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Hyu Rin di dalam hatiku, Hyung. Termasuk duo cantik itu.” jelas Taemin.
“Ya sudah. Temui Hyu Rin sekarang. Dia juga pasti sangat merindukanmu.” Ujar Onew memberikan semangat.
Taemin menarik napas panjang. Ia kemudian mengambil kunci mobilnya dan segera ngebut ke rumah sakit. Sesampainya di sana, Taemin segera menanyakan kamar Hyu Rin pada perawat.
“Pasian atas nama Lee Hyu Rin ada di kamar 234.” Jelas sang perawat.
Setengah berlari, Taemin mulai menyusuri setiap kamar rumah sakit mencari nomor 234. Sampai akhirnya dia menemukan sebuh pintu yang di atasnya tertulis “234”. Dari balik kaca pintu itu, Taemin bisa melihat Hyu Rin yang terbaring lemah sendirian. Tidak ada seorang pun disampingnya. Taemin segera masuk.
Ia tidak menyangkan kondisi Hyu Rin sangat parah seperti ini. Perlahan dia mendekati Hyu Rin dan duduk disampingnya. “Hyu Rin~ssi..” airmata Taemin mulai mengalir melihat sahabat kecilnya itu tengah terlelap dengan perlatan medis yang lengkap.
“Mianhaeyo Hyu Rin~ssi,  seharusnya aku menemuimu dari tadi.” Ujar Taemin masih berduka.
Perlahan mata Hyu Rin terbuka mendengar seseorang menyebut namanya. “Oppa..” ujarnya pelan. Sangat pelan.
“Hyu Rin~ssi, ini aku. aku datang untuk menemuimu.” Ujar Taemin menyeka airmatanya yang tadi mengalir.
Hyu Rin tersenyum. “Oppaa.. aku kira kau tidak akan datang.” Ucapnya lemah.
“Hyu Rin~ssi, bogoshippo.” Ujar Taemin berusaha memeluk gadis itu.
“Oppa. aku juga sangat merindukanmu.” Balas Hyu Rin masih lemah.
“Akhirnya kau datang juga Taemin! aku senang kau berubah pikiran.” Ujar Taesun yang muncul dari belakang.
Keduanya langsung menatap pada Taesun. Taemin kemudian tersenyum memandanginya. Dalam hati Taesun, ia tahu kalau sebenarnya Taemin sangat menyayangi Hyu Rin. tidak mungkin dia tidak ke rumah sakit.
“Oppa.. mianhaeyo.” Ujar Hyu Rin. airmatanya mulai mengalir.
“Maaf untuk apa Hyu Rin~ssi? Kau tidak punya salah apa-apa padaku.” Jelas Taemin.
“Aku bersalah telah meninggalkanmu di sini. Dan aku bersalah karena ...”
“Jangan menangis lagi Hyu Rin. kau tidak perlu minta maaf padaku. Tidak ada yang perlu dimaafkan.” Potong Taemin menggenggam lembut tangan Hyu Rin.
“Maaf karena ...” napas Hyu Rin terpotong. Taemin masih menggenggam tangannya. “Karena sebentar lagi.. aku..aku.. akan pergi... maafkan aku oppa. maaf...” Tambahnya. Wajah Hyu Rin semakin pucat. Ia nampak sangat lelah.
“Hyu Rin~ssi, aku mohon padamu, jangan tinggalkan aku lagi. aku tidak mungkin sanggup hidup tanpa kau. Selama ini hanya kau yang jadi penyemangatku. Kalau kau pergi, aku juga akan pergi.” Kata Taemin tidak rela harus ditinggalkan lagi oleh Hyu Rin.
Hyu Rin berusaha mengatur napasnya yang semakin lama semakin memendek. “Oppa.. aku.. aku mencintaimu. Sangat mencintaimu..”
“Aku juga sangat sangat mencintaimu Hyu Rin. Aku mohon jangan tinggalkan aku. aku mohon.” Kata Taemin tertunduk. Ia tidak bisa lagi menahan airmatanya.
“Oppa.. aku lelah.. aku..ingin.. tidur... dan aku.. aku..ingin memimpikanmu.. sarangahaeyo oppa.” Kata Hyu Rin yang tidak lagi memiliki kekuatan untuk sekedar membuka matanya.
“HYU RIN!!!! KAU TIDAK BOLEH MENINGGALKANKU!” teriak Taemin seketika melihat mata Hyu Rin yang telah tertutup rapat. Ia seperti orang gila. Ia terus mengguncang-guncangkan tubuh Hyu Rin untuk membangunkannya. Tapi percuma. Tidak ada respon dari Hyu Rin.

0 comments:

Posting Komentar

 

Got My Cursor @ 123Cursors.com